kelebihan dan kekurangan supply chain management

Selainitu, ternyata Warehouse Management System (WMS) dan Supply Chain Management (SCM) mempunyai konsep yang berbeda. Terlebih SCM memiliki cakupan luas, sehingga WMS bisa dibilang sebagai bagian dari SCM. Nah, sistem Supply Chain Management (SCM) adalah penanganan arus barang dan jasa dari dari produk mentah hingga sampai ke tangan konsumen. constructionsupply chain management, keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh, kendala dan komitmen penerapan SCM, serta faktor-faktor kunci yang menjadi penentu kesuksesan penerapan SCM. 5. Mengumpulkan hasil wawancara dan studi literatur, dan membuat suatu matrik pemetaan ketersediaan sumberdaya dan sistem teknologi informasi IntegratedSupply Chain Management An Integrated Supply Chain Management Based Nila Nirwarna (Oreochromis niloticus) Seed Market Institution *Atikah Nurhayati, Ayi Yustiati & Titin Herawati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Indonesia *Corresponding author, email: atikah.nurhayati@unpad.ac.id PembahasanSupply Chain Management (SCM) telah banyak dikupas oleh para ahli manajemen produksi dan kalangan intelektual kampus baik di dalam negeri maupun luar negeri. Supply Chain menurut (Gunasekaran et al., 2001) organisasi bisnis harus memanfaatkan Supply Chain (SC) kemampuan dan sumber daya untuk Vay Tienonline Me. Sarjana Ekonomi –Hai sobat jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda. Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Supply Chain Management. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini. Pengertian Suply Chain ManagementTujuan Supply Chain ManagementProses Supply Chain ManagementKomponen Supply Chain ManagementFungsi Supply Chain ManagementJaringan Supply Chain ManagementStrategi Supply Chain Management SCMJenis-Jenis Supply Chain ManagementSebarkan iniPosting terkait Pengertian Suply Chain Management SCM Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan ialah sebuah rangkaian dari beberapa kegiatan yang meliputi bagian koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, persediaan, proses produksi dan pengiriman produk. Ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Supply juga merupakan sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan inventory agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Dalam supply juga sangat dibutuhkan sebuah keterikatan pemasok dan konsumen atau biasa juga disebut dengan supply chain. Kegiatan rantai pasokan ini mencakup semuanya mulai dari pengembangan sebuah produk, sumber, produksi, dan logistik, serta sistem informasi yang diperlukan untuk dapat mengoordinasikan kegiatan ini. Tujuan Supply Chain Management Menurut Stevenson, sebuah tujuan dari manajemen rantai pasokan ialah menyelaraskan antara suatu permintaan serta penawaran dengan secara efektif dan efisien. Beberapa masalah utama yang terdapat di dalam rantai pasokan berhubungan seperti berikut ini Penentuan tingkat outsourcing yang tepat. Manajemen pengadaan barang. Manajemen pemasok. Mengelola hubungan dengan pelanggan. Identifikasi masalah dan merespon masalah tersebut. Manajemen risiko. Menurut I Nyoman Pujawan, tujuan strategis dari rantai pasokan ini ialah untuk memenangkan persaingan pasar atau setidaknya bertahan. Disebabkan karena itu, menurut I Nyoman Pujawan, untuk dapat menjadi pemenang didalam persaingan pasar maka rantai pasokan itu harus bisa menyediakan produk yang seperti berikut ini Murah Berkualitas Tepat waktu Bervariasi Proses Supply Chain Management 1. Pelanggan Customer Pelanggan atau customer merupakan sebuah rantai pertama yang memberikan pesanan order, terutama pada suatu perusahaan yang berorientasi pada OEM Original Equipment Manufacturer. Customer memutuskan untuk dapat membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan sales suatu perusahaan tersebut. Informasi ini sangat penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti halnya pada Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya. 2. Perencanaan Planning Setelah customer membuat pesanan yang diinginkannya, divisi Perencanaan akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, Divisi Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya. 3. Pembelian Purchasing Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini yakni sebuah kebutuhan terhadap bahan mentah dan juga berbagai bahan-bahan pendukungnya. Divisi Pembelian atau Purchasing akan dapat melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta juga menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan. 4. Persediaan Inventory Bahan mentah dan juga bahan pendukung yang telah diterima oleh sebuah perusahaan akan diperiksa suatu kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk sebuah kebutuhan produksi. 5. Produksi Production Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 6. Transportasi Transportation Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi Finish Product yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh customer. Komponen Supply Chain Management 1. Production Tujuannya ialah menghasilkan apa keinginan pasar, pada waktu yang tepat dengan volume produksi yang cukup. Untuk mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan keterbatasan yang sesui seperti kapasitas dan tingkat kualitas yang diinginkan serta memperhitungkan fungsi-fungsi penting lainnya seperti kapasitas beban kerja, pemeliharaan peralatan dan sebagainya. 2. Inventory Apa saja level persediaan dari berbagai SKU harus ditebar dalam berbagai tahap di seluruh supply chain? Tingkat persediaan bertindak sebagai buffer dan mengamankan bisnis dari fluktuasi permintaan. 3. Location Lokasi ini merupakan sepanjang supply chain yang akan menjadi berbagai macam dari fasilitas. Mengenai pengambilan sebuah keputusan penting lainnya akan menjadi lokasi yang optimal untuk berbagai fasilitas, gudang dan penyimpanan. Keputusan lainnya terkait tentang mendirikan fasilitas baru. 4. Transportasi Kebutuhan untuk memindahkan inventori dari satu titik ke titik yang lain di seluruh supply chain merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen supply chain yang membutuhkan isu penting lainnya dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya ialah bagaimana barang harus dipindahkan dan jenis transportasi apa yang harus dipilih? Jawabnnya dapat berbeda-beda untuk berbagai jenis produk, dan juga jenis pasar “yang terseleksi secara geografis dan berbeda menurut perlengkapan infrastruktur”. Fungsi Supply Chain Management 1. SCM Secara Fisik SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Fungsi pertama ini juga berkaitan dengan berbagai biaya – biaya fisik, yaitu biaya material, biaya penyimpanan, biaya produksi, biaya transportasi dan lain-lain. 2. SCM Sebagai Mediasi Pasar SCM sebagai mediasi pasar, yakni memasitikan bahwa apa yang disuplai oleh para supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya – biaya survey pasar, perencaan produk, serta biaya – biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah supply chain. Jaringan Supply Chain Management 1. Chain 1 Supplier Jaringan berawal dari sini adalah sumber yang menyediakan bahan pertama, yang mana rantai penyaluran baru akan diawali. Bahan pertama ini dapat berupa bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain. 2. Chain 1-2 Supplier-Manufactures Manufaktures atau bentuk lain yang menjalankan pekerjaan membuat mempabrikasi, mengasemblin, merakit atau mengkonversikan maupun menyelesaikan finishing. Keterkaitan kedua rantai tersebut telah memiliki potensi untuk menjalankan penghematan. Penghematan bisa didapat dari inventories bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi yang berada pada pihak supplier, manufactures dan tempat transit adalah target untuk menghemat. 3. Chain 1-2-3 Supplier-Manufactures-Distribution Barang yang telah diproduksi ini dari manufactures telah mulai harus didistribusikan kepada para pelanggan. Meskipun telah tersedia banyak cara untuk dapat menyalurkan barang kepada para pelanggan, yang umum yakni melalui distributor dan ini seringkali ditempuh oleh sebagian besar supply chain. 4. Chain 1-2-3-4 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet Pedagang besar seringkali memiliki fasilitas gudang sendiri atau bisa juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini dipakai untuk penyimpanan barang sebelum didistribusiukan lagi ke pihak pengecer. Disni terdapat peluang untuk mendapatkan penghematan berupa jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture ataupun ke toko yang mengecer. 5. Chain 1-2-3-4-5 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer Para pengecer atau retailer akan memberikan penawaran sebuah barang secara langsung kepada para konsumen atau juga para pembeli atau pengguna barang langsung. Yang didalamnya ialah retail outlet yaitu toko kelontong, supermarket, warung-warung dan lain-lain. Strategi Supply Chain Management SCM 1. Membangun Hubungan Pemasok Hal ini sangat penting untuk dapat membangun sebuah kemitraan strategis dengan pemasok untuk kesuksesan rantai pasokan. Perusahaan yang telah mulai membatasi jumlah pemasok mereka dengan menerapkan sebuah program evaluasi vendor. Programprogram ini berusaha untuk menemukan pemasok dengan keunggulan operasional, sehingga pelanggan dapat menentukan pemasok yang pemasok melayani dengan baik. Kemampuan untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan atau pemasok sangat penting karena pemasok akan lebih mudah untuk bekerja sama. 2. Meningkatkan Respon Pelanggan Untuk tetap kompetitif, perusahaan fokus pada peningkatan upaya rantai pasokan untuk meningkatkan layanan pelanggan melalui peningkatan frekuensi pengiriman produk yang handal. Tuntutan yang meningkatkan tingkat layanan para pelanggan menjadi arah kemitraan antara pelanggan dan pemasok. Kemampuan untuk dapat melayani para pelanggan mereka dengan tingkat yang lebih tinggi dari kualitas layanan, termasuk pada pengiriman cepat dari produk adalah upaya penting. Memiliki hubungan yang sukses dengan pemasok adalah hasil dari kepercayaan dan kemampuan untuk mendorong pelanggan , kedektatan dengan pelanggan dan fokus dari pelanggan. 3. Membangun Keunggulan Kompetitif Untuk Saluran Berorientasi Produk Usaha mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam suatu industri tidak mudah bagi perusahaan. Banyak tekanan kompetitif memaksa perusahaan untuk tetap efisien. Beberapa keunggulan yang kompetitif juga dapat melihat manajemen rantai pasokan untuk sebuah perusahaan yang mempekerjakan sumber daya untuk melakukan suatu proses. Hal ini juga berfungsi untuk meningkatkan pengaruh pada saluran karena perusahaan-perusahaan ini diakui sebagai terdepan dan diperlakukan dengan hormat. 4. Memperkenalkan Solusi SCM dan Memungkinkan Teknologi Informasi Informasi ini juga sangat penting untuk dapat mengoperasikan rantai pasokan secara efektif. Kemampuan komunikasi suatu perusahaan ditingkatkan dengan sistem teknologi informasi. Namun, kompatibilitas sistem informasi antara mitra dagang dapat membatasi kemampuan untuk bertukar informasi. Sangat dibutuhkan sistem teknologi informasi yang ditingkatkan di mana mitra dalam saluran memiliki akses ke database umum yang diperbarui secara realtime. Jenis-Jenis Supply Chain Management 1. Upstream Supply Chain Upstream supply chain manajemen itu mengurus hubungan antara perusahaan dengan vendor atau juga pihak lain dalam hal transfer barang. Apabila barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan atau organisiasi tidak langsung sampai ke tangan konsumen tapi disalurkan ke perusahaan penyalur lainnya. Contohnya sebuah perusahaan yang memproduksi smartphone. Produk smartphone ini tidak serta-merta sampai ke tangan konsumen langsung, tapi pihak manufacturer ini akan mengirimkan produknya ke suplier. 2. Downstream Supply Chain Downstream supply chain mangement ini merupakan manajemen yang mengurusi transfer barang dari perusahaan langsung ke konsumen. Apabila kalau upstream supply chain itu harus lewat supplier dulu, kalau juga downstream langsung dapat dibeli oleh konsumen. Contoh dari management ini yakni mebel atau gallery art. Apabila mereka membuat produk langsung sesuai keinginan konsumen. 3. Internal Supply Chain Internal supply chain management ini juga berhubungan dengan berbagai kegiatan pemasukan barang. Didalam hal ini yang kerap diperhatikan yakni manajemen produksi, pabrikasi serta juga kontrol ketersediaan bahan baku. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Supply Chain Management Pengertian, Fungsi, Tujuan, Proses, Komponen, Jaringan, strategi, Jenis & Contohnya Lengkap . Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya E-Commerce Adalah E-Business Adalah Enterprise Resource Planning ERP Customer Relationship Management CRM Jenis-Jenis Bisnis Dalam proses bisnis terdapat aktivitas-aktivitas yang krusial dalam alurnya. Untuk memproduksi suatu barang, tentu saja dibutuhkan bahan baku. Supaya bahan baku atau material produksi bisa sampai ke tangan produsen, maka diperlukan pemasok atau supplier bahan baku tersebut. Dalam mata rantai bisnis, setiap prosesnya penting untuk dikelola. Strategi supply chain atau mata rantai pasok merupakan hal paling krusial demi lancarnya proses bisnis dari alur bahan mentah yang berasal dari supplier hingga menjadi barang jadi dan sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, SCM atau Supply Chain Management dibutuhkan untuk mengelola mata rantai pasok. SCM Supply Chain Management mengurus seluruh alur produksi barang maupun jasa, mulai dari komponen mentah hingga pengiriman akhir produk ke konsumen. Dalam menjalankan strategi SCM Supply Chain Management, sebuah perusahaan membuat sebuah jaringan supplier yang menggerakkan produk sepanjang proses dari material mentah hingga ke pihak-pihak yang berinteraksi langsung dengan user. Apa itu Supply Chain?Tipe-tipe Supply Chain1. Upstream Supply Chain2. Downstream Supply Chain3. Internal Supply ChainApa itu SCM Supply Chain Management?Tujuan dari SCM Mengapa SCM Supply Chain Management Penting bagi Sebuah Bisnis?Kelebihan dan Kekurangan SCM Supply Chain ManagementPerbedaan Logistik dan Supply ChainCara Kerja SCM Supply Chain Management pada Bisnis1. Perencanaan2. Penyediaan Sumber Daya3. Manufaktur4. Pengiriman dan Logistik5. PengembalianPenerapan dan Contoh SCM Supply Chain ManagementPeran Software SCM Apa itu Supply Chain? Supply chain dapat diartikan sebagai mata rantai pasok. Dalam kegiatan bisnis, supply chain memiliki penjelasan lebih dalam yaitu sebagai proses secara menyeluruh dari pembuatan dan penjualan produk-produk komersial, termasuk setiap tahapan dari alurnya yaitu dari pemasokan material atau bahan dan proses manufaktur barang yang juga melalui proses distribusi dan penjualan. Lingkup supply chain meliputi sebuah jaringan dari semua organisasi, individu, sumber daya, aktivitas, transportasi, peralatan, dan juga teknologi yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan sebuah produk ataupun jasa. Supply chain menjabarkan semua proses dari pengiriman sumber bahan baku dari supplier sampai ke produsen hingga akhirnya dikirim dan sampai ke tangan user atau konsumen. Tipe-tipe Supply Chain Proses-proses yang terdapat di dalam supply chain cukup kompleks dan banyak bagian yang terus bergerak sehingga mengelolanya pun tidak mudah. Supply chain disederhanakan menjadi tiga jenis sebagai berikut 1. Upstream Supply Chain Upstream supply chain melingkupi semua aktivitas yang berkaitan dengan bagian-bagian dari supplier, yaitu pihak yang menyediakan sumber bahan mentah dan mengirimkannya ke manufaktur. Proses upstream termasuk pengadaan bahan mentah untuk produksi barang dan biaya operasional produksi. Perusahaan yang berfokus pada upstream supply chain dapat memastikan kualitas produk jadi, melacak level inventaris, meminimalisir kekurangan material mentah, dan meningkatkan kepuasan konsumen akhir. 2. Downstream Supply Chain Downstream supply chain merujuk pada aktivitas setelah proses manufaktur, seperti aktivitas distribusi produk ke toko ritel atau e-commerce dan penjualan ke konsumen akhir. Operasional downstream supply chain termasuk juga pemenuhan pemesanan produk dan pengiriman. Alur informasi dari downstream supply chain berakhir pada konsumen akhir. Perusahaan yang berfokus pada downstream supply chain dapat meningkatkan pengalaman konsumen dan menimba keuntungan yang kompetitif. Pengiriman produk yang tepat waktu adalah kunci dari proses downstream. 3. Internal Supply Chain Internal supply chain yaitu aktivitas dalam mata rantai pada sebuah perusahaan yang menyediakan material produksi dan pabrikasi. Proses ini melibatkan fungsi-fungsi multipel di dalam perusahaan seperti penjualan, produksi, dan distribusi. Performa perusahaan akan meningkat dengan integrasi dari fungsi-fungsi tersebut. Apa itu SCM Supply Chain Management? SCM Supply Chain Management adalah proses pengelolaan pengiriman produk mulai dari bahan mentah yang diolah hingga menjadi produk jadi ke konsumen. Termasuk di dalamnya itu perencanaan suplai, perencanaan produk, perencanaan demand, penjualan dan perencanaan operasional, dan manajemen suplai. SCM Supply Chain Management mengoptimasi pembuatan produk dan alur dari sumber bahan mentah lalu ke proses manufaktur, logistik, dan akhirnya pengiriman ke konsumen akhir. Pengelolaan supply chain ini meliputi perencanaan dan eksekusi proses yang terintegrasi yang dibutuhkan untuk mengelola pergerakan material, informasi, hingga modal keuangan dalam segala aktivitas yang secara luas melibatkan perencanaan demand, suplai, produksi, manajemen inventaris dan gudang penyimpanan, transportasi atau logistik, dan pengembalian produk yang cacat produksi atau berlebih. SCM Supply Chain Management bertumpu pada strategi bisnis, spesialisasi software, dan kolaborasi kerja. Dengan proses yang ekspansif dan kompleks, setiap pihak mulai dari supplier hingga manufaktur dan seterusnya harus berkomunikasi dan bekerja sama untuk menciptakan efisiensi, mengelola risiko, dan beradaptasi pada perubahan dengan cepat. Tujuan dari SCM Ada beberapa objektif dari SCM Supply Chain Management yang penting untuk dipahami. SCM Supply Chain Management mempunyai tujuan yaitu menyelaraskan suplai dan demand secara efektif dan efisien. Selain itu juga untuk menghindari berbagai macam masalah yang dapat muncul selama proses integrasi supply chain. Masalah yang sering muncul terkait dengan pengadaan sumber daya, pengelolaan akuisisi, manajemen supplier, manajemen customer relationship, identifikasi masalah dan meresponnya, dan juga manajemen risiko. Objektif strategik dari SCM Supply Chain Management adalah untuk memenangkan kompetisi pasar atau paling tidak untuk bertahan di pasar. Untuk memenangkan kompetisi, sebuah bisnis harus mampu menyediakan produk yang benar-benar bagus dan layak. Supply chain harus bisa menyediakan produk yang terjangkau, berkualitas, dan bervariasi. Jika produk bisa memenuhi demand dan ekspektasi konsumen, bisnis Anda akan dengan mudah memenangkan kompetisi pasar. Mengapa SCM Supply Chain Management Penting bagi Sebuah Bisnis? Sistem SCM Supply Chain Management yang efektif dapat meminimalisir biaya, limbah, dan waktu pada siklus produksi. Standar industri yaitu menjadi just-in-time supply chain di mana penjualan ritel secara otomatis memberikan sinyal penambahan pesanan kepada manufaktur. Stok ritel kemudian bisa ditambahkan hampir secepat produk tersebut terjual. Satu cara untuk meningkatkan proses ini adalah menganalisa data dari supply chain partner untuk melihat di bagian mana yang membutuhkan perhatian dan peningkatan lebih jauh. Dengan menganalisa data dari supply chain partner, SCM dapat berjalan efektif dan dapat meningkatkan value siklus supply chain. Mengidentifikasi potensi masalah. Ketika seorang konsumen memesan produk melebihi kemampuan manufaktur untuk menyediakan produk tersebut, pembeli bisa jadi komplain terkait pelayanan yang buruk. Melalui analisis data, manufaktur jadi bisa mengantisipasi kekurangan tersebut sebelum pembeli harga secara dinamik. Produk yang musiman mempunyai masa umur yang terbatas. Pada akhir musimnya, produk-produk ini biasanya dijual dengan diskon yang besar. Maskapai penerbangan dan hotel misalnya, biasanya akan menyesuaikan harga secara dinamik untuk memenuhi permintaan. Dengan menggunakan software analitik, teknik prediksi yang serupa dapat meningkatkan alokasi inventaris yang menjanjikan. Tool dari software analitik membantu mengalokasikan sumber daya dan menjadwalkan kerja berdasarkan prediksi penjualan, pemesanan barang, dan pengiriman material mentah. Manufaktur dapat mengkonfirmasi tanggal pengiriman produk ketika pemesanan dilakukan. Hal ini dapat secara signifikan menghindarkan dari kesalahan pemenuhan pesanan. Kelebihan dan Kekurangan SCM Supply Chain Management SCM Supply Chain Management mempunyai beberapa kelebihan yang mendatangkan keuntungan bagi sebuah bisnis sehingga berdampak pada profit yang lebih tinggi dan brand image yang lebih baik serta keuntungan kompetitif yang lebih baik juga. Beberapa kelebihannya yaitu Kemampuan yang lebih baik untuk memprediksi dan memenuhi permintaan konsumenVisibilitas supply chain yang lebih baik, manajemen risiko dan sifat prediktifMengurangi proses yang tidak efisien dan limbah produkKualitas produk meningkatMeningkatkan sustainability, baik dari sudut pandang yang bersifat sosial maupun lingkunganMemangkas biaya yang tidak diperlukanMeningkatkan cash flowLogistik lebih efisien Selain mempunyai kelebihan, SCM Supply Chain Management juga mempunyai beberapa kekurangan dalam penerapannya. Setiap bisnis dalam menjalankan SCM Supply Chain Management tentu akan berhadapan dengan beberapa tantangan yang merupakan kekurangan dari penerapan SCM Supply Chain Management itu sendiri jika dalam pelaksanaannya kurang mempunyai strategi yang tepat, yaitu seperti berikut Ketersediaan bahan baku yang tidak terpenuhi jika mempunyai supplier yang tidak berkomitmenBanyak pihak terlibat dan memiliki kepentingan yang beragamKetersediaan produk yang tidak pasti jika kapasitas pabrik tidak dimaksimalkanStok produk yang berlebihan jika proses distribusi terhambatPermintaan produk tidak pasti karena kurangnya pemasaran produk Perbedaan Logistik dan Supply Chain SCM Supply Chain Management memetakan strategi dan aktivitas-aktivitas yang dimasukkan ke dalam perencanaan, penyediaan sumber daya, produksi, dan pengiriman barang, dan juga mengatasi masalah pengembalian barang. Logistik berfokus pada produk yang tepat berada di tempat yang tepat pula dan di waktu yang tepat, dan bagaimana produk-produk tersebut sampai di sana. Kunci perbedaan antara SCM Supply Chain Management dan logistik yaitu terletak pada jangkauan dan fokusnya. Kunci perbedaan di antara mereka termasuk Logistik adalah aktivitas-aktivitas di dalam SCM Supply Chain Management. SCM melakukan berbagai aktivitas seperti produksi dan perencanaan inventaris, perencanaan kerja, manajemen material dan fasilitas, manufaktur dan pengiriman barang dan Supply Chain Management bertujuan untuk meningkatkan proses untuk mencapai keuntungan yang kompetitif, sedangkan logistik menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen dan ekspektasi fokus pada pengiriman barang yang efisien dan efektif ke mengontrol pengembangan bahan baku mentah hingga menjadi produk jadi yang berpindah dari supplier ke produsen lalu ke gudang kemudian ke ritel dan akhirnya ke konsumen. Berikut perbedaan SCM Supply Chain Management dan logistik yang dijabarkan dalam tabel LogistikSCM Supply Chain ManagementLogistik merupakan satu aktivitas di dalam SCMSCM meliputi aktivitas-aktivitas yang cukup luas; termasuk perencanaan, penyediaan sumber material, manajemen kerja dan fasilitas, produksi dan pengiriman barang dan jasaLogistik berfokus pada pengiriman barang secara efisien dan efektif ke konsumenSCM menargetkan performa operasional yang lebih tinggi yang akan memberikan bisnis sebuah keuntungan yang kompetitifLogistik berpusat pada pemindahan dan transportasi barang dalam sebuah perusahaanSCM memangku pengembangan material mentah menjadi barang jadi yang berpindah dari produsen ke manufaktur. Barang-barang tersebut di distribusikan ke ritel atau langsung ke konsumen Cara Kerja SCM Supply Chain Management pada Bisnis Ada lima komponen dari sistem SCM Supply Chain Management yang dijelaskan sebagai berikut 1. Perencanaan Perencanaan dan pengelolaan semua sumber daya sangat penting untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk atau jasa sebuah bisnis. Ketika supply chain sudah ditentukan dan tetap, tentukanlah metrik untuk mengukur apakah supply chain efisien, efektif, memperlihatkan value ke konsumen dan memenuhi tujuan perusahaan. 2. Penyediaan Sumber Daya Pilihlah supplier untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk membuat produk-produk bisnis Anda. Lalu, tetapkan proses untuk memonitor dan mengelola hubungan supplier. Kunci prosesnya termasuk pemesanan, penerimaan, pengelolaan inventaris dan otorisasi pembayaran supplier. 3. Manufaktur Aturlah dengan baik semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menerima bahan baku mentah, manufaktur produk, menguji kualitas, mengepak untuk pengiriman dan menjadwalkan pengiriman. 4. Pengiriman dan Logistik Koordinasikan pesanan konsumen, penjadwalan pengiriman, pengiriman muatan, invoice untuk konsumen, dan penerimaan pembayaran. 5. Pengembalian Buatlah sebuah jaringan atau alur untuk mengambil kembali barang yang cacat produksi, kelebihan produk, atau produk yang tidak diinginkan. Penerapan dan Contoh SCM Supply Chain Management Perusahaan umumnya mempunyai sebuah sistem SCM Supply Chain Management yang melibatkan beberapa pihak yang berkaitan dalam satu alur melalui 6 langkah, yaitu bahan baku mentah, supplier, manufaktur, distribusi, ritel, dan konsumen. Sumber Penjelasannya sebagai berikut Bahan Baku mentah Langkah pertama yang merupakan tahap awal supply chain adalah penyediaan bahan baku mentah yang sesuai dengan kriteria dan standar perusahaan. Harus dipastikan ketersediaan bahan baku mentah memenuhi permintaan perusahaan sehingga tidak menimbulkan masalah pada proses selanjutnya. Supplier Bahan baku mentah yang sudah memenuhi syarat perusahaan dikirim ke supplier yang kemudian dijual kembali dalam jumlah besar ke berbagai perusahaan yang membutuhkan untuk produksi barang atau jasa. Manufaktur Sesampainya di manufaktur, bahan baku mentah tersebut diolah hingga menjadi produk jadi. Kemudian dilakukan pula pengujian produk sehingga lolos uji kualitas, lalu produk jadi yang lolos uji kualitas akan didistribusikan ke konsumen. Distributor Distributor bertugas mendistribusikan produk ke seluruh area target. Biasanya distributor tidak menyalurkan barang langsung ke konsumen akhir, namun ke pedagang ritel terlebih dahulu. Ritel Pengusaha ritel memegang kendali penuh untuk urusan pemasaran produk. Pihak ritel ini yang langsung berinteraksi dengan konsumen akhir dan menjual produknya langsung ke konsumen akhir. Konsumen Setelah melalui 5 langkah sebelumnya, produk akhirnya pun sampai di konsumen akhir. Pihak konsumen ini yang kemudian akan menentukan demand produk selanjutnya. Setelah berada di tangan konsumen, siklus supply chain ini kembali berputar mulai dari bahan baku mentah untuk produksi. Dalam penerapannya, SCM memiliki 4 model yaitu model make-to-stock terintegrasi, model build-to-order, model penambahan berkelanjutan, dan model perkumpulan channel. Contohnya, Starbuck menerapkan model make-to-stock terintegrasi. Model ini melacak permintaan konsumen secara real-time, sehingga inventaris bisa diproses dan distok ulang secara efisien. Data yang didapat secara real-time juga dapat digunakan untuk mengembangkan dan memodifikasi rencana produksi dan penjadwalan. Starbuck menggunakan beberapa channel distribusi ― tidak hanya menjual minuman kopi ke konsumen tetapi juga menjual biji kopi dan juga bubuk kopi untuk bisnis yang lebih besar lintas industri. Starbuck sukses mengintegrasi semua sumber dari permintaan dengan menggunakan sistem informasi otomatis untuk manufaktur. Sistem ini melingkupi perencanaan, manufaktur, penjadwalan, dan kontrol inventaris. Peran Software SCM Beberapa masalah bisa muncul dalam pelaksanaan SCM. SCM harus bisa mengontrol area jaringan distribusi mulai dari jumlah, lokasi, supplier fasilitas produksi, pusat distribusi, pergudangan, dan konsumen. Untuk melaksanakan proses supply chain ini, dibutuhkan sebuah strategi sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Oleh karenanya, dibutuhkan teknologi terintegrasi atau software sehingga proses distribusi dapat berjalan dengan lancar. Dengan bantuan software distribusi, informasi harga distribusi, inventaris, dan juga masalah transportasi bisa terlaksana dengan lancar. Salah satu software distribusi yang bisa Anda gunakan demi kelancaran proses SCM perusahaan Anda yaitu Sidig. Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi The average supply chain can trace back about 50% of its cost to unmanaged waste, inflexibility and variability. Lean Supply Chain Management represents a way for companies in the industry to claw back significant overheads wasted without any positive effect on their supply chains every day as we continue our discussion with examples on how this is possible today. Definition of Lean Supply Chain ManagementLean supply chain management is a variant of the lean manufacturing movement that evolved out of the best practices put in place by the Toyota Production System TPS during the narrowed its lean philosophy to two concepts, which wereMudaIn Japanese, Muda means the elimination of waste, and TPS identified eight specific forms of waste that Muda would – Any item that uses any kind of resources, but can’t be used, is significant – Waste caused by producing more than is necessary, especially in an effort simply to meet – Costs caused by staff waiting for the materials they need to Talent – Not empowering talented staff to bring their skills to – Waste caused by transporting products along non-optimal – Overholding of inventory causes costs to spike without clear – Waste on a micro-scale in the specific use of workers and tools during the manufacturing – Market not desiring produced products, causing other concept in the TPS lean manufacturing philosophy was Mura, or the elimination of unevenness. While Muda focuses on eliminating waste at both a micro and macro level, Mura concentrates on removing the peaks and valleys of demand around traditional high and low demand times, such as Christmas, which often force companies to take on extra staff. What Is a Lean Supply Chain?The same ideas of eliminating waste and unevenness can be transferred to streamlining a business’s supply chain. The primary focus of a lean supply chain is to extend the principles of lean manufacturing both up and downstream. This allows companies to constantly focus on eliminating waste and non-value added time in an attempt to reduce lead time. Modern lean supply chain management has developed its own philosophies and thinking that can be applied to the four major elements that exist in most supply chains. Four Major Elements of Supply Chain ManagementEach supply chain is made up of four major elements, Integration, Operations, Purchasing & Procurement, and Distribution & Logistics, and lean thinking can be applied to all of these is basically the brain of your supply chain and covers how communications and information between the various key stakeholders in your supply chain are managed. One of the most important facets of supply chain management handled by integration is the forecasting of demand and the movement of manufactured goods through the supply chain. In a lean supply chain, demand forecasting is still used for the planning of capacity and the allocation of resources. However, the execution is handled by simple, easy-to-understand tools that react to customer demand by having products produced by suppliers and manufacturers who are close to the are your overall strategic view of your supply chain needs and capacity. Lean supply chain operations don’t rely on the high-level forecasting used in traditional supply chains. Instead, they use simple visual tools like Kanban cards and First In, First Out FIFO inventory control methods to react to customer demand in & ProcurementInstead of the usual pricing race to the bottom seen in traditional supply chain procurement, lean purchasing & procurement focusses on building productive long-term relationships with the supplier and manufacturers. These mutually respectful relationships allow all stakeholders in the supply chain to work as a cohesive unit to overcome problems and create efficiencies through open and honest & LogisticsLean Distribution & Logistics mirrors the Mura element of TPS’s original lean manufacturing philosophy by focusing on reducing common supply chain inefficiencies such as excessive waiting times, lengthy travel times, and pointless double handling of reduced lead times created by applying lean thinking to the rest of the supply chain allow for simpler, shorter distribution networks and smaller inventory holds with less warehousing. When it comes to supply chain management, inventory control is almost always the most effective measure that a company can take to make significant cost savings. The less inventory you need to keep in storage, the less you have to spend on warehousing, handling, and transportation. What Are the Primary Steps of a Lean Supply Chain?The primary aim of applying lean thinking to your supply chain is to make your supply chain faster and more efficient by taking steps that includeDeveloping a Holistic Supply Chain OverviewIndividual parts of your supply chain attempting to optimize their own operations in isolation from the rest of your supply chain can only have a limited impact. Building in key partnerships with the stakeholders in your supply chain and working with them to create overall efficiency is far more effective and looking to find the lowest price generally forces you into an adversarial relationship with your suppliers, making it hard, if not impossible to create the kind of relationships required to institute a lean and effective supply increased cost of not pursuing the lowest possible price point can be offset by the cost-saving generated by a more efficient and less waterfall supply Stream Mapping Comprehensively mapping the value stream of your supply chain allows you to apply the concepts of muda and mura discussed earlier. Mapping allows you to identify which processes are inefficient and wasteful and then change or eliminate them. It also allows you to identify unevenness in supplier delivery and performance and rectify those situations. Volatility ManagementMost supply chains react to volatility in demand by having built-in redundancies, such as large volumes of warehoused stock. While these redundancies might be effective, they are not efficient because they come with a price tag. Warehoused stock is a constant and ongoing cost and adding in more and more redundancies creates a more bloated and less efficient supply of the primary steps of a lean supply chain is putting in place systems and products that are able to quickly adapt to changing customer demand without the need to store products as a MetricsMetrics can certainly be a useful way to quickly understand the effectiveness of your supply chain. However, those metrics need to reflect the same holistic view of your supply chain developed as the first stage of your inception of lean supply chain instance, rewarding your procurement teams for achieving the lowest cost per product might have a negative impact on your ability to build stable long-term working relationships with your suppliers, which might end up costing you money in the long in place short-sighted metrics can actually have the opposite effect that you were looking for, driving inefficient behaviors and wasteful processes simply so that an arbitrary target can be What the Customer really ValuesOne of the core steps in proper lean supply chain management is to fully understand what your customer values. Often, customers will place less emphasis on cost than on getting access to the product they want as fast as possible and having that product be of the highest quality. Reorganizing your supply chain to fit exactly what the customer wants can help cut down on unnecessary processes or products that don’t generate any real value. Implementing the Theory of ConstraintsThe Theory of Constraints is a methodological framework which states that all complex systems, such as manufacturing processes or supply chains, have at least one constraint or any system composed of linked processes, one of those processes will be causing a bottleneck that will affect the others. First developed by Dr. Eliyahu Goldratt, the Theory of Constraints also contains a five steps methodology for first identifying and then eliminating constraints. These first steps areIdentify – The first step to resolving a bottleneck is to identify which process is preventing the rest of the system from achieving its – The second step is to make use of what resources you have available to you to make quick improvements to the process causing the – The first step requires you to review all the other processes and make sure they are fully supporting the constraints. If they are not, that support needs to be put in place. Elevate – If all other processes are supporting the one causing the bottleneck, then the fourth step is where you take further actions to eliminate the problem by applying other resources to – Once one constraint is removed, the system is then analyzed to look for other possible bottlenecks. The fifth step emphasizes the need to continuously and aggressively improve the supply chain to prevent bottlenecks from forming. Benefits of Lean Supply Chain ManagementImplementing lean supply chain management offers a range of benefits to a company. By examining the full scope of their supply chain, businesses are able to identify any area that is non-productively using resources. Those resources are inevitably fuel, time, and raw materials, which all translate into capital taken off your bottom adopting a lean supply chain, companies can increase their overall competitiveness, profitability, and their customer service, as well as benefits such asReduced CostOne of the primary benefits of implementing a lean supply chain is the overall reduction of waste and inefficiencies. What you are essentially doing is trimming the fat from your supply chain. Every efficient process or pointlessly warehoused product that you can remove from the supply chain also reduces costs on an ongoing basis. By creating greater efficiencies and being more responsive to customer demand, your supply chain no longer needs significant amounts of held stock. This has the knock-on effect of reducing the need for transportation, handling, storage, insurance, and a dozen other considerations that all come with a price put, a lean supply chain is a cheaper supply WasteWhile applying lean principles helps to reduce wasted resources, it also literally helps to reduce waste. A recent report by Gartner underlined the financial benefits of incorporating greater sustainability into supply needs to be disposed of or recycled, which also requires it to be stored and transported, with the associated costs, and requires additional processes and reporting that further bloats your supply chain. Waste reduction and water-efficiency improvements have a clear cost-saving benefit and lean supply chain thinking is an excellent way to identify areas in the supply chain where waste can be eliminated. Faster Lead TimesActively building mutually beneficial relationships with your suppliers and manufacturers, rather than attempting to squeeze them for the lowest possible price, allows you to approach the entire supply chain as a unified communication and visibility lead to better control over lead times, capacity, and the ability to react faster to customer demand. It also allows for more effective forecasting, which, following the ideals of Mura, helps to eliminate spikes in production demand that can add additional Customer SatisfactionRemoving waste and inefficiencies from your supply chain puts your products in the hands of customers faster. It’s that ability to react quickly to customer demand and manufacture the product in their local area significantly cuts down on the delay between order and one likes delayed gratification, so getting a customer’s order into their hands as fast as possible makes it far more likely that they will choose to use your company again. It also increases the chances that they will choose to evangelize for you, recommending your services to other customers or trade ProcessesComplicated global supply chains are inherently inefficient. As more and more supply chain partners and transportation routes are added to the system, the entire supply chain becomes exponentially more complicated and harder to control or extend visibility visibility and control, inefficiencies and waste multiply and can be harder to identify and eliminate. Lean supply chain management cuts down on the complexity of your supply chain, increasing both your overall control and visibility. This, in turn, removes the shadowed corners of your supply chain where costly inefficiencies like to hide. How Could Jiga Help in Creating a Lean Supply Chain? One of the primary elements in having a lean supply chain is reducing the total points of contact. Ideally, you want to have as few points of contact and processes as possible in all parts of your supply makes parts purchasing seamless. We streamline the whole process, from sourcing to quoting and payment, so you can get your parts at unprecedented case anything goes wrong with your order, our Jiga Buyer Protection covers you. Escrow holds your money until you receive your the Jiga Marketplace puts all your manufacturing needs under one roof without adding to the complexity of your supply chain, letting you keep things efficient, streamlined, and low-cost. Custom marketplaceOur custom marketplace allows you to contact a range of additive manufacturing suppliers and get expert feedback before you’ve even placed your order. You don’t need to worry about onboarding a new supplier or manufacturer as, regardless of who you choose to work with, you’ll be placing your order through Jiga. Parts purchasingWe vet all of our suppliers. The feedback from other customers on their experience with their chosen manufacturers is held openly and available to examine for you. Jiga makes parts purchasing simple and easy. No matter how many separate parts you purchase from different suppliers, you only ever have one point of contact, us. We handle it allWhen you place an order on the Jiga Marketplace we take care of the shipping, payments, legal agreements, and more so you don’t have to worry about adding additional processes to your supply chain. Bisnis apa pun menghadapi banyak masalah dan mencari metode baru untuk mengoptimalkan dana dan memotong biaya produksi. Sebagai cara untuk pengoptimalan, perusahaan kemungkinan besar memberikan perhatian sebanyak mungkin pada situs web, teknologi pemasaran, dan pengembangan aplikasi. Masih meningkatkan hasil rantai pasokan kemungkinan akan membawa lebih banyak manfaat bagi perusahaan. Solusi transformasi digital Transformasi digital akan membantu bisnis di seluruh dunia menjadi lebih efisien dan transparan. Rantai pasokan modern mendapatkan akses ke lebih banyak informasi dan teknologi daripada sebelumnya, menciptakan rantai pasokan digital baru. Namun, rantai pasokan digital semakin berkembang berdasarkan penggunaan "teknologi pintar," seperti solusi perangkat lunak cerdas, Internet of Things IoT, Kecerdasan Buatan, Data Besar, dan, Blockchain mengubah manufaktur dan logistik dengan menyediakan tingkat visibilitas dan peluang baru untuk meningkatkan operasi secara keseluruhan. Solusi perangkat lunak manajemen rantai pasokan yang cerdas Ada banyak solusi perangkat lunak berbeda untuk manajemen rantai pasokan yang menyediakan pelacakan, pengendalian kelebihan stok, peramalan permintaan, serta teknologi dan fitur perencanaan inventaris. Jadi, ketika perusahaan merasa bahwa sumber daya yang ada untuk manajemen rantai pasokan tidak cukup, perusahaan harus mencari solusi perangkat lunak yang cerdas. Ada persyaratan signifikan yang harus diperhatikan perusahaan, seperti waktu implementasi alat ke dalam proses perusahaan dan kemungkinan integrasi dengan sistem ERP mereka. Selain itu, tingkat fleksibilitas perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan juga memegang peranan penting. Utilitas seperti Streamline menyediakan solusi yang dibuat dengan sengaja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perangkat lunak ini penting untuk mengelola bisnis dalam berbagai ukuran dengan memperkirakan permintaan di masa depan, mengoptimalkan inventaris, dan melepaskan modal yang dibekukan. Untuk menggambarkan hal ini, Streamline menggunakan dekomposisi deret waktu, model permintaan terputus-putus, dan algoritme pengambilan keputusan mirip manusia yang memilih model yang sesuai untuk setiap produk. Pendekatan ini sangat tahan terhadap pemasangan yang berlebihan. Ia tidak mencoba menyesuaikan permintaan yang tidak teratur, tetapi pada saat yang sama, ia mampu menangkap semua ketergantungan yang diamati dengan jelas seperti musim, tren, dan perubahan level. Streamline bertujuan untuk memilih model paling sederhana yang masih menangkap dependensi dalam data yang merupakan satu-satunya cara untuk menghasilkan perkiraan yang akurat. Pertukaran antara kesederhanaan model dan kesesuaian data akhirnya menghasilkan akurasi setinggi mungkin. Solusi SCM yang cerdas akan memberi Anda visibilitas inventaris Anda yang tak tertandingi, termasuk biaya dan dokumen yang terkait, saat bergerak melalui rantai pasokan Anda. Ini juga harus memberikan tingkat detail yang paling terperinci dan memungkinkan Anda mengelola masalah dengan pengecualian. Dan inilah tepatnya cara kerja Streamline. Teknologi Internet of Things IoT di bidang logistik IoT digunakan oleh bisnis untuk merampingkan operasi dengan secara bersamaan menghubungkan berbagai perangkat yang mendukung web. Pasar bisnis dari pertanian hingga manufaktur menghadapi masalah pada setiap langkah dalam proses produksi dan transportasi. Ada banyak tantangan yang dapat membuat atau menghancurkan rantai pasokan seperti keterlambatan transportasi, pemantauan kargo yang lemah, pencurian, kesalahan operator, kegagalan TI yang sudah ketinggalan zaman. Semua faktor ini mengancam keuntungan dan meningkatkan tekanan biaya, yang tetap tak henti-hentinya, apa pun bisnisnya. Terutama jika menyangkut barang yang mudah rusak, konsekuensinya melampaui garis bawah. 30% penuh dari semua produk dan produk yang mudah rusak tidak pernah berhasil sepenuhnya dari pertanian ke meja, menurut IoT baru-baru ini. Ini adalah kasus limbah yang menyedihkan namun merupakan kesempatan untuk menerapkan teknologi tinggi ke titik sakit yang berdampak pada pertumbuhan populasi dan area di mana kerawanan pangan semakin tinggi. Dengan mempertimbangkan semua fakta di atas, nilai dari platform logistik yang terhubung tidak perlu dipertanyakan lagi. Dan generasi berikutnya dari manajemen rantai pasokan yang sukses— yang dikenal sebagai logistik memanfaatkan komputasi edge dan Internet of Things IoT untuk menghasilkan mekanisme umpan balik otomatis, rasa dan respons waktu nyata. Ini juga akan menempatkan keamanan siber dan penanganan data yang aman pada tingkat premium. Ini juga memungkinkan organisasi logistik untuk mencapai transparansi, efisiensi, pemeliharaan, otomatisasi, keselamatan pengiriman, dan pengoptimalan biaya di seluruh proses rantai Buatan dalam perangkat lunak peramalan permintaan AI memberdayakan rantai pasokan dengan kemampuan untuk merampingkan hampir setiap proses dalam rantai hingga ke pengguna akhir yang memberikan peluang bisnis untuk membuat keputusan secara bersamaan berdasarkan data waktu nyata. Salah satu kunci AI adalah kemampuannya untuk belajar dan beradaptasi. Menggunakan teknologi pembelajaran mendalam, AI sangat cocok untuk proses yang teliti dan rawan kesalahan manusia. Untuk menggambarkan hal ini, AI dapat meningkatkan identifikasi level stok atau memenuhi pesanan dengan menganalisis data dan mempelajari peristiwa sebelumnya. Selain itu, teknologi ini dapat menggunakan data historis dalam jumlah besar untuk belajar dari kesalahan. Jika terjadi kesalahan, itu tidak akan dilakukan lagi. Intinya, AI dapat membuat keputusan yang lebih baik dengan lebih cepat. Penyederhanaan ini dapat diterapkan di seluruh rantai pasokan Anda untuk hasil yang luar biasa. Aspek lain yang berpotensi besar dimiliki AI adalah pengoptimalan logistik. Solusi cerdas semacam itu dapat diterapkan untuk mobil tanpa pengemudi yang dapat mengurangi waktu tunggu dan biaya tenaga kerja manusia. Selain itu, kendaraan ini lebih efisien dan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi saat mengemudi dibandingkan manusia. Ada banyak perusahaan yang bekerja untuk merilis truk semi listrik dengan beberapa kemampuan tanpa pengemudi seperti Tesla, Nissan dan lain-lain. Inovasi semacam itu memiliki potensi besar untuk merevolusi transportasi dalam industri rantai pasokan secara umum dan akan mempengaruhi pemasok lain pada khususnya. Pendekatan Big Data di bidang manufaktur Data besar dan analitik sudah dapat membantu meningkatkan produksi. Misalnya, proses produksi padat energi dapat dijadwalkan untuk memanfaatkan fluktuasi harga listrik. Data tentang parameter manufaktur, seperti gaya yang digunakan dalam operasi perakitan atau perbedaan dimensi antar bagian, dapat diarsipkan dan dianalisis untuk mendukung analisis akar penyebab kerusakan, bahkan jika terjadi bertahun-tahun kemudian. Pengolah dan produsen benih pertanian menganalisis kualitas produk mereka dengan berbagai jenis kamera secara real-time untuk mendapatkan penilaian kualitas setiap benih. Internet of Things, dengan jaringan kamera dan sensornya pada jutaan perangkat, dapat memungkinkan peluang manufaktur lainnya di masa mendatang. Pada akhirnya, informasi langsung tentang kondisi mesin dapat memicu produksi suku cadang cetak 3D yang kemudian dikirim oleh drone ke pabrik untuk bertemu dengan seorang insinyur, yang mungkin menggunakan kacamata augmented reality untuk panduan saat mengganti suku cadang. Teknologi blockchain untuk pengoptimalan bisnis Ada banyak cara berbeda untuk mengimplementasikan teknologi terkenal ini. Terlepas dari hype dan janji besar untuk mengurangi biaya transaksi secara dramatis, agar realistis, teknologi blockchain berpotensi untuk digunakan dalam logistik untuk mencatat dan melacak sebagian besar transaksi. Salah satu masalah terbesar dengan data saat ini adalah proses pencatatan dan penyimpanannya. Di satu sisi, informasi tentang transaksi perusahaan disimpan secara pribadi tanpa buku besar utama dari semua aktivitas yang tersedia. Di sisi lain, data ini sering didistribusikan ke seluruh departemen perusahaan atau tenaga kerja tertentu secara internal, yang menjadikan koordinasi transaksi sebagai upaya yang memakan waktu dan rawan kesalahan. Sebaliknya, dalam sistem blockchain, tidak perlu mempekerjakan pihak ketiga untuk verifikasi transaksi atau proses transfer. Selain itu, dalam sistem berbasis blockchain, semua transaksi diamankan dan diverifikasi dalam hitungan detik karena buku besar direplikasi dalam sejumlah besar database yang identik. Akibatnya, dalam waktu dekat blockchain akan membantu mengatasi masalah ini dalam logistik dan meningkatkan efisiensi dalam proses rantai pasokan. Manfaat utama penggunaan teknologi ini adalah untuk mencapai transparansi data dan mendapatkan akses ke pemangku kepentingan yang relevan di sepanjang rantai nilai, oleh karena itu menciptakan 'sumber kebenaran tunggal'. Ringkasan Solusi Smart Supply Chain Management menghadirkan berbagai peluang untuk mengoptimalkan proses bisnis dan meningkatkan pendapatan. Pendekatan cerdas dalam meningkatkan rantai pasokan dimulai dengan perangkat lunak yang lebih baik dan lebih cerdas, yang akan menyelesaikan kesenjangan perkiraan inventaris dan meningkatkan perencanaan permintaan. Ketika faktor-faktor tersebut tidak lagi berpengaruh secara intensif terhadap perkembangan bisnis, kecepatan dan ketepatan akan menjadi titik perubahan. Dan teknologi seperti IoT, AI, Big Data, dan Blockchain akan meningkatkan perusahaan dan membuat lebih banyak proses lebih mudah. Selain itu, teknologi ini akan memungkinkan perusahaan dan secara dramatis akan meningkatkan efisiensi di setiap lapisan penyampaian layanan, tetapi jalan kami masih panjang. Ingatlah selalu bahwa tidak ada satu pil ajaib untuk semua masalah dengan logistik, perencanaan inventaris dan proses streaming, serta di mana satu alat akan memberikan hasil terbaik, yang lain tidak akan berusaha. Anda tidak pernah tahu sampai Anda mencoba.

kelebihan dan kekurangan supply chain management