produsen menetapkan standar dan kualitas produk dengan mempertimbangkan

StrategiPenetapan Harga. Kebijakan atau strategi penetapan harga adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang dilakukan untuk menentukan struktur dan tingkat penetapan harga barang dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan yang dimenangkan atau dimenangkan. Ini adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang antara lain adalah kebijakan produk kualitasdan kesesuaian produk terhadap standar yang telah ditetapkan. Bagi produsen,hasil pengujian produk berguna dalam pengarsipan dan untuk mendapatkan hak paten atas produknya.Selain itu,pengujian produk dapat digunakan sebagai persyaratan dalam peluncuran produk baru.Data hasil pengujian produk dapat PenetapanHarga Menurut Para Ahli. Penetapan harga adalah suatu strategi untuk menetapkan harga produk yang tepat setelah memperhatikan biaya-biaya, tingkat harga pesaing, kemampuan konsumen dan nilai produk. Menurut Tjiptono, harga merupakan bagian bauran pemasaran yang menentukan pendapatan bagi perusahaan, dibandingkan unsur bauran 2 Untuk menganalisis pengaruh citra merek, harga, dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian smartphone Oppo F1-plus. 3. Untuk menganalisis pengaruh paling kuat antara variabel citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone Oppo F1-plus D. Manfaat Penelitian Manfaat . yang Vay Tienonline Me. Kualitas produk adalah kondisi fisik, fungsi dan sifat suatu produk baik barang atau jasa berdasarkan tingkat mutu yang diharapkan seperti durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, reparasi produk serta atribut produk lainnya dengan tujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Kualitas produk merupakan salah satu kunci persaingan diantara pelaku usaha yang ditawarkan kepada konsumen. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Jika hal itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Adanya hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir pengalaman yang kurang menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Berikut definisi dan pengertian kualitas produk dari beberapa sumber buku Menurut Kotler dan Armstrong 2012, kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Menurut Nasution 2005, kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Menurut Tjiptono 2012, kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Prawirosentono 2002, kualitas produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan. Menurut Kotler dan Keller 2012, kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan. Manfaat Kualitas Produk Menurut Ariani 2003, terdapat beberapa manfaat yang diperoleh dengan menciptakan kualitas produk yang baik, yaitu Meningkatkan reputasi perusahaan. Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas akan mendapatkan predikat sebagai organisasi yang mengutamakan kualitas, oleh karena itu, perusahaan atau organisasi tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai lebih di mata masyarakat. Menurunkan biaya. Untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas perusahaan atau organisasi tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada customer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen. Meningkatkan pangsa pasar. Pangsa pasar akan meningkat bila minimasi biaya tercapai, karena organisasi atau perusahaan dapat menekan harga, walaupun kualitas tetap menjadi yang utama. Dampak internasional. Bila mampu menawarkan produk atau jasa yang berkualitas, maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa tersebut juga akan dikenal dan diterima di pasar internasional. Adanya tanggung jawab produk. Dengan semakin meningkatnya persaingan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, maka organisasi atau perusahaan akan dituntut untuk semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk penampilan produk. Kualitas akan membuat produk atau jasa dikenal, dalam hal ini akan membuat perusahaan yang menghasilkan produk juga akan dikenal dan dipercaya masyarakat luas. Mewujudkan kualitas yang dirasakan penting. Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan kualitas produk, hal inilah yang mendorong konsumen untuk mau membeli produk dengan harga tinggi namun dengan kualitas yang tinggi pula. Dimensi Kualitas Produk Menurut Gaspersz 2008, dimensi kualitas produk adalah sebagai berikut a. Kinerja performance Kinerja adalah karakteristik operasi pokok dari produk inti dan dapat didefinisikan sebagai tampilan dari sebuah produk sesungguhnya. Performance sebuah produk merupakan pencerminan bagaimana sebuah produk itu disajikan atau ditampilkan kepada konsumen. Tingkat pengukuran Performance pada dasarnya mengacu pada tingkat karakteristik dasar produk itu beroperasi. Sebuah produk dikatakan memiliki Performance yang baik bilamana dapat memenuhi harapan. Bagi setiap produk/jasa, dimensi performance bisa berlainan, tergantung pada functional value yang dijanjikan oleh perusahaan. Untuk bisnis makanan, dimensi performance adalah rasa yang enak. b. Keandalan reliability Keandalan adalah tingkat kendala suatu produk atau konsistensi keandalan sebuah produk didalam proses operasionalnya di mata konsumen. Reliability sebuah produk juga merupakan ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu. Sebuah produk dikatakan memiliki reliability yang tinggi bilamana dapat menarik kepercayaan dari konsumen terkait kualitas keandalan sebuah produk. Dimensi performance dan reliability sekilas hampir sama tetapi mempunyai perbedaan yang jelas. Reliability lebih menunjukkan probabilitas produk menjalankan fungsinya. c. Keistimewaan tambahan feature Keistimewaan adalah karakteristik sekunder atau pelengkap dan dapat didefinisikan sebagai tingkat kelengkapan atribut-atribut yang ada pada sebuah produk. Pada titik tertentu, performance dari setiap merek hampir sama tetapi justru perbedaannya terletak pada fiturnya. Ini juga mengakibatkan harapan konsumen terhadap dimensi performance relatif homogen dan harapan terhadap fitur relatif heterogen. d. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications Kesesuaian adalah sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Definisi diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat conformance sebuah produk dikatakan telah akurat bilamana produk-produk yang dipasarkan oleh produsen telah sesuai perencanaan perusahaan yang berarti merupakan produk-produk yang mayoritas diinginkan konsumen. e. Daya tahan durability Daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk. f. Kemampuan melayani service ability Kemampuan melayani meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan dan dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal. Disini artinya bilamana sebuah produk rusak atau gagal maka kesiapan perbaikan produk tersebut dapat diandalkan, sehingga konsumen tidak merasa dirugikan. g. Estetika Aesthethics Estetika adalah keindahan produk terhadap panca indera dan dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk, seperti warna, model atau desain, bentuk, rasa, aroma dan lain-lain. Pada dasarnya Aesthetics merupakan elemen yang melengkapi fungsi dasar suatu produk sehingga kinerja sebuah produk akan menjadi lebih baik dihadapan konsumen. h. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality Kualitas yang dipersepsikan merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya. Tingkatan Kualitas Produk Menurut Arif 2012, terdapat lima tingkatan dalam kualitas produk, yaitu Manfaat inti Core Benefit. Yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh oleh konsumen. Kebutuhan konsumen paling fundamental adalah manfaat, dan ini merupakan tingkatan paling fundamental dari suatu produk. Seorang pemasar harus mampu melihat dirinya sebagai seseorang yang menyediakan manfaat kepada konsumen. Sehingga konsumen pun pada akhirnya akan membeli produk tersebut karena manfaat inti yang terdapat didalamnya. Manfaat dasar tambahan Basic Product. Tingkat selanjutnya seorang pemasar harus mampu merubah manfaat inti menjadi produk dasar. Pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah fungsional. Harapan produk Expected Product. Adalah serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimiliki atribut produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan. Misalnya dalam jasa perhotelan harapan konsumen adalah kenyamanan untuk beristirahat dan menghilangkan kepenatan atas segala aktivitas yang telah dilakukannya. Kelebihan yang dimiliki produk Augmented Product. Yaitu salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan pesaing. Kebutuhan konsumen adalah kepuasan. Misalnya di perbankan disediakan suatu produk tabungan berencana, dimana di dalam produk tersebut nasabah dapat menyimpan dan menginvestasikan dananya sekaligus mendapatkan jaminan asuransi jiwa dan kesehatan dengan membayar sejumlah premi tambahan tertentu. Kelebihan tawaran produk tersebut yang dicari oleh nasabah. Potensi masa depan produk Potensial Product. Artinya bagaimana harapan masa depan dengan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen. Kebutuhan konsumen adalah masa depan produk. Misalnya kemudahan untuk membayar tagihan telepon, listrik, air atau tagihan lainnya. Perspektif Kualitas Produk Perspektif kualitas produk merupakan persepsi seorang konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa dengan maksud yang diharapkan atau diinginkan oleh konsumen. Menurut Tjiptono 2012, terdapat lima jenis perspektif kualitas produk, yaitu 1. Transcendental approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenangkan supermarket, elegan mobil, kecantikan wajah kosmetik kelembutan dan kehalusan kulit sabun mandi, dan lain-lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas. 2. Product-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. 3. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi seseorang misalnya perceived quality merupakan produk yang berkualitas yang paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorang terhadap kualitas suatu produk pasti akan berbeda-beda pula pandangannya. Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain. 4. Manufacturing-based approach Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya. 5. Value-based approach Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Menurut Prawirosentono 2002, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas produk, yaitu Manusia. Sumber daya manusia adalah unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai. Metode. Hal ini meliputi prosedur kerja dimana setiap orang harus melaksanakan kerja sesuai dengan tugas yang dibebankan pada masing-masing individu. Metode ini merupakan prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Mesin. Mesin atau peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi output. Dengan memakai mesin sebagai peralatan pendukung pembuatan suatu produk memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk, jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja. Bahan. Bahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi output, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi nilai output yang beragam pula. Ukuran. Dalam setiap tahap produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian agar setiap tahap produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan dari standar ukuran tersebut merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan rencana. Lingkungan. Lingkungan dimana proses produksi berada sangat mempengaruhi hasil atau kinerja proses produksi. Bila lingkungan kerja berubah, maka kinerjapun akan berubah pula. Banyak faktor lingkungan eksternalpun yang dapat mempengaruhi kelima unsur tersebut diatas sehingga dapat menimbulkan variasi tugas pekerjaan. Daftar Pustaka Kotler, P., dan Armstrong, G. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta Erlangga. Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management. Bogor Ghalia Indonesia. Tjiptono, Fandy. 2012. Strategi Pemasaran. Yogyakarta Andi. Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Operasi, Analisis dan Studi Kasus. Jakarta Bumi Aksara. Kotler, P. dan Keller, 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta Erlangga. Ariani, 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Bogor Ghalia Indonesia. Gaspersz, Vincent. 2008. Total Quality Management. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Al-arif, Rianto. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung Alfabeta. SOAL PTS PRODUK KREATIF KEWIRAUSAHAAN Kelas bawah 12 Dalam proses pembuatan produk terwalak pengujian produk makin dikenal dengan istilah …. a. Pengujian pereka cipta b. Pengendalian mutu c. Pengendalian kualitas komoditas d. Pengujian kualitas e. Pengujian komperatif 2. Produk nan dibuat harus memiliki bilang kekuatan daripada produk yang dibuat oleh para pesaing. Keadaan ini akan menerimakan beberapa keuntungan diantaranya kecuali… a. Membantu memperdekat pangsa merk b. Memperbesar dampak aktual dari semua aktivitas pemasaran c. Efisiensi proses produksi d. Memungkinkan pembelian berlanjut berpokok konsumen e. Memuaskan pelanggan dan meminimalkan pengembalian produk 3. Pengujian produk mempunyai beberapa kegunaan. Berikut ini yang lain termasuk kegunaan dari pengujian produk, yaitu…. a. Meningkatkan kinerja produk b. Mengukur bilyet penuan kualitas produk dalam penyimpanan c. Memantau kualitas produk dari musim ke hari d. Mendapat pasar pengguna e. Mengasihkan bayangan trik sambut pengguna terhadap komoditas 4. Intern penentuan keamanan dagangan tidak saja beralaskan kepentingan konsumen melainkan terletak pun pemerintah dalam proses pengujian barang yaitu dengan… a. Menargetkan peraturan perundang-undangan b. Menjadwalkan kriteria komoditas sebelum proses produksi c. Mengikutsertakan penguji asing negeri internal meningkatkan mutu produk privat kewedanan d. Ikut mengevaluasi perencanaan produksi sehingga sesuai standar e. Menerapkan standarisasi yang berkarakter fakultatif 5. Pada proses pengujian produk nan dilakukan oleh beberapa orang yang puas akhirnya mereka juga yang memperalat dagangan tersebut dikenal dengan… a. Uji kegunaan nyata b. Uji pasar c. Uji mileu faktual d. Uji konsumen e. Uji perbandingan 6. Terdapat sejumlah persyaratan pengujian produk dengan menggunakan pendekatan sistem. Hal-kejadian berikut ini yang perlu diperhatikan kecuali… a. Kuesioner yang diajukan harus sama b. Lembaga sampel barang secara tidak setimbang c. Metode preparasi dan grafik data dilakukan secara sebabat d. Produk yang disiapkan harus sama e. Sampling yang separas 7. Terwalak beberapa persyaratan yang harus dipenuhi kiranya pengujian barang akurat dapat diterapkan, yaitu kecuali… a. Pendekatan system b. Data normative c. Perusahaan penyelidik yang sederajat d. Uji pengendalian mutu e. Tindakan konservatif 8. Dasar pembentukan Badan Standarisasi Nasional / BSN yaitu a. PP No. 102 periode 2000 b. Kepres no 13 tahun 1997 c. Kepres no 102 masa 2000 d. Kepres no 166 tahun 1997 e. Kepres no 103 tahun 2000 9. Perusahaan harus memenuhi bermacam ragam persyaratan tiba dari bahan,produk dan layanan, istilah ini lebih dikenal dengan… a. Tolok Nasional b. Standar teknik c. Standar dagangan d. Standar tata e. Standarisasi pemakai 10. Pengendalian kualitas produk bisa dilakukan dengan pendekatan mantan yang dilakukan dengan mematamatai… a. Spesimen produk b. Material produk c. Cara kerja dari setiap karyawan d. Kesangkilan mesin e. Efektifitas tenaga kerja 11. Khasiat berasal pengendalian kualitas produksi diperlukan sebaiknya produk yang dihasilkan taat sesuai dengan gambar terbit…. a. Manajemen b. Pemakai c. Pasar d. Produksi e. BSN Badan Standarisasi Nasional 12. Proses evaluasi yang diarahkan bikin mengerti hasil program nan akan dicapai, yang digunakan sebagai sumber akar bakal menentukan keputusan penutup baik diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan, atau dihentikan merupakan pengertian dari… a. Stadarisasi produk b. Evaluasi barang c. Evaluasi d. Pengendalian loklok e. Pengujian produk 13. Penyelenggara menetapkan standar dan kualitas dagangan dengan mempertimbangkan… a. Kualitas dari barang pesaing b. Keseimbangan antara keuntungan dan penjualan c. Tepat guna produksi d. Segmen pasar bersumber komoditas pesaing e. Kegunaan dari produk 14. Pengendalian kualitas produk cak bagi perusahaan mempunyai arti diantaranya yaitu… a. Tercapainya daya guna b. Menekan biaya c. Meningkatkan laba d. Meningkatkan penjualan e. Memperoleh barang berkualitas dengan harga bersilaju 15. Kerumahtanggaan proses produksi terdapat berbagai penilaian dan penapisan kualitas merupakan pengertian bermula… a. Evaluasi produk b. Pengendalian mutu c. Kualitas produk d. Efisiensi mutu e. Sensor 16. Menurut Garvin privat Lovelock 1994, factor yang sering dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur meliputi bineka aspek andai berikut,kecuali… a. Ketenaran dagangan b. Kualitas produk c. Kemujaraban apendiks d. Kehandalan e. Daya tahan 17. BSN umpama bagan penentu standarisasi produk nasional memiliki bermacam rupa wewenang diantaranya merupakan… a. Penyelidikan dan penyusunan kebijakan nasioal b. Meluaskan dan mengelola system penilaian c. Penyelengaraan kegiatan kerja sama dalam dan asing area d. Perumpamaan koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN e. Penetapan SNI 18. Sebuah kegiatan nan dapat menimbulkan ataupun menghasilkan lampiran kemujaraban atau kemujaraban bau kencur, merupakan… a. Komoditas b. Produksi c. Jasa d. Produsen e. Produktivitas 19. Terdapat bilang biji zakar gawang yang tidak dipakai, kemudian dibuat menjadi menjadi meja belajar dan rak buku yakni salah suatu bentuk pemanfaatan kegunaan. a. Gambar b. Periode c. Produk d. Medan e. produksi 20. Perusahaan nan godok tambang batu bara yakni salah suatu varietas faktor produksi ………. a. Skill b. Labor c. Utama/asli d. Capital e. Natural 21. Sebuah barang nan dibeli kemudian diubah menjadi produk tidak maupun dijual juga dengan pamrih bakal mendapatkan sebuah keuntungan yaitu… a. Jenis dari komoditas firma b. Varietas dari produk home industri c. Jenis dari produk koperasi d, Jenis dari produk konsumsi e. Jenis dari produk industry 22. Pada suatu produk terdapat bermacam-macam peristiwa nan berharga untuk melengkapi manfaat terdahulu dari sebuah produk sehingga konsumen kian puas merupakan pengertian semenjak … a. Pemasaran interaktif b. Pemasaran intern c. Atribut produk d. Perusahaan e. Pelanggan 23. Dalam produksi massal terdapat perencanaan dan pembuatan wadah container, pembungkus wrapper, maupun pengangkut transporter. Kejadian tersebut merupakan pengertian dari …. a. Pemangkasan b. Pemborosan c. Pelindung konsumen d. Pengemasan e. Pelabelan 24. Jasa yang berupa penyewaan kamar hotel, apartemen, dan gedung persuaan dan tidak sebagainya termasuk dalam varietas jasa….. a. Propaganda kondominium tangga b. Perawatan pribadi c. Menggandar d. Komunikasi e. Perumahan 25. Dalam proses pengendalian atas merek satu produk diperlukan tingkat tera atau exellence lakukan memenuhi kedahagaan pelanggan merupakan…. a. Jasa b. Hakikat jasa c. Kualitas jasa d. komoditas jasa e. produksi jasa Esaay 1. Apa yang dimaksud pecah Produk Massal ? 2. Sebutkan Ciri-Ciri Barang Massal ? 3. Jelaskan kegunaan suatu perusahaan melakukan pengujian produk ? 4. Sebutkan hal-hal nan berkaitan dengan keselamatan kerja ? 5. Sebutkan 5 manfaat kewirausahaan yang anda ketahui ? Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran. Untuk menghasilkan barang yang bermutu, perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas. Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk kemudian dicari penyebabnya dan segera dilakukan perbaikan. Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan. Adapun faktor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock 1994, antara lain meliputi aspek sebagai berikut Reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Dalam hal ini konsumen melihat kinerja performance karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap yang merupakan fasilitas tambahan yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan. Kehandalan reliability , yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan. Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specification ,yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. Daya tahan durability berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Biasanya karakteristik ini berhubungan dengan ukuran masa pakai suatu produk. Kemampuan pelayanan serviceability, merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi, kenyamanan, mudah direspirasi serta penanggulangan keluhan yang memuaskan. Estetika estebility merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi. Kualitas yang dirasakan perceived quality bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri, biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi. Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut a. Kualitas produk pesaingMinimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing. b. Manfaat akhir dari produkApakah produk tersebut sebagai produk akhir atau produk perantara untuk diproduksi lebih lanjut. c. Keseimbangan antara harga dan kualitasPerusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk. Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi, bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super. Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan. Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi. ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk”. Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, baik bahan, tenaga, waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya, pada saat maupun setelah proses produksi. Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut a. Pendekatan MasukanKualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan input produksi, baik bahan baku atau pendukung, tenaga kerja, maupun peralatan produksi yang digunakan. Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang digunakan diseleksi secara ketat serta fasilitas atau perlengkapan produksi dipilih secara cermat. b. Pendekatan ProsesPendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan. Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka pahami dengan baik sehingga mereka bekerja sesuai pedoman. Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki. c. Pendekatan KeluaranPendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan, yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk. Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan terhadap fasilitas penyimpangan produk akhir, setiap produk akhir keluaran akan diperiksa untuk melihat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk. Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut Tercapainya efesiensi,dikarenakan tidak ada pemborosan bahan baku atau pendukung,waktu dan tenaga kerja. Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah. Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin. Manfaat bagi konsumen adalah konsumen merasa puas karena memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan evaluasi produk, antara lain Evaluasi pada kualitas produk, yaitu dengan melakukan pengendalian mutu atau quality control, mencari cacat produk dan segera melakukan perbaikan. Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk, mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen. Evaluasi terhadap persepsi karyawan. Mengevaluasi persepsi karyawan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas. Evaluasi tingkat kerusakan produk. Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan, seperti kualitas bahan yang digunakan tidak sesuai dengan standar, keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai. Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mencanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan, termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang. Related posts

produsen menetapkan standar dan kualitas produk dengan mempertimbangkan